Kalo emang udah jadi 100%, bisa dipastikan Jakarta gak ada apa-apanya.
Kalo sempat buka-buka Google Trends, "Meikarta" jadi salah satu trending topic yang lagi hangat di media sosial.
Meikarta adalah sebuah "kota" baru di daerah Cikarang, Jawa Barat. Sebenarnya ini adalah kompleks hunian, tapi berbagai fasilitasnya yang beragam memungkinkannya untuk jadi sebuah kota mandiri.
Kalo dulu kamu pernah liat di koran, pernah ada iklan besar-besaran penjualan apartemen di kota Meikarta, termasuk ketika kamu mampir ke mal-mal yang dimiliki Lippo Group. Promosinya gencar banget. Di harian Kompas, ikilannya dipasang dua halaman berwarna. Bahkan di Media Indonesia (22/5), iklannya sampai lima halaman! Menurut iklan, kota ini bakal dijanjikan jadi kota paling modern dan terindah dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara. Aksesnya juga mudah banget.
Sejak info penjualan di media tanggal 13 Mei, udah banyak calon pembeli yang datang dan tergiur dengan penawaran kompleks hunian berdisain mewah dan modern ini.
Eits, tapi kamu juga jangan ikut-ikutan tergiur! Pasalnya, ternyata perizinan proyek ini masih belum jelas.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menghimbau supaya hati-hati kalo mau beli unit apartemen di Meikarta sampai perizinannya jelas. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar aja kaget waktu tahu Lippo Group udah memasarkan "kota baru" itu. Apalagi "kota ini" katanya gak ada dalam perencanaan Pemprov.
Jadi darimana kota dengan proyek senilai Rp 278 triliun ini bisa tiba-tiba muncul di pinggiran Timur Kabupaten Bekasi? Pake sulap?
Kalo menurut siaran pers yang disampaikan Lippo Group, persiapan Meikarta ini udah dimulai dari tahun 2014. Tahap pertama seluas 22 juta meter persegi, untuk perumahan sejumlah 250 ribu unit yang bisa nampung 1 juta jiwa, diperkirakan selesai Desember 2018 dan siap huni. Harga tanahnya Rp 12,5 juta/m2, 50% lebih rendah daripada di koridor Bekasi-Cikarang yang udah mencapai Rp 18-20 juta/m2. Bahkan jauh lebih mahal dari Bandung. Pembangunan fisik 100 gedung pencakar lagi dengan tinggi 35-46 lantai udah ada sejak Januari 2016.
Lha kalo udah matang gini, kok bisa Pemprov Jabar dan Pemkab Bekasi kecolongan? Kesannya seperti negara dalam negara. Mereka mungkin juga menganut asas "jual dulu, urus izinnya nanti aja."
Apalagi ada juga yang mengaitkan proyek Meikarta ini dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Salah satu iklan yang ditawarkan Meikarta adalah banyaknya akses transportasi, salah satunya adalah jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung. Padahal proyek ini ditentang keras oleh mantan Menhub waktu itu, Ignaisus Jonan, yang merasa urgensi proyek jalur kereta ini gak terlalu penting. Apalagi proyek ini memakan biaya nyaris Rp 74.8 triliun dengan 75% dana merupakan pinjaman Bank Pembangunan China (CDB). Kalo sampe proyek ini gagal, berarti 4 aset BUMN harus jadi taruhan, karena pelaksan proyek ini adalah PT Kereta Cepat Indonesia China. Sahamnya dimiliki PT Pilar Sinergi BUMN yang terdiri dari 4 BUMN, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Munculnya kota Meikarta yang diambil dari nama ibu James Riady ini jadi bukti kalo kekuatan lobi politik bisa mengubah segalanya. Apalagi di Indonesia, keluarga ini sering disebut sebagai dirijen para taiban dalam lobi politik, termasuk pendanaan pilkada dan pilpres. Tapi gak ada buktinya sih. Jadi kalo nanti Pilkada Jabar 2018 berlangsung dan Deddy Mizwar gak berhasil dipengaruhi, bisa jadi keluarga ini udah nyiapin calon gubernur lainnya yang bisa dikendalikan dan bisa memperlancar jalannya proyek Meikarta ini.
Gimana menurut kamu mengenai Meikarta ini?
Terimakasih telah berkunjung di blog ini, semoga informasinya bermanfaat untuk kita semua
0 Comments
